Sepatah Peribahasa Mandarin: 塞翁失馬 / 塞翁失马 | sài wēng shī mǎ
塞翁失馬 / 塞翁失马 | sài wēng shī mǎ secara harafiah berarti si tua dari perbatasan kehilangan kuda. Peribahasa ini bisa dipadankan dengan habis gelap terbitlah terang atau every cloud has a silver lining dalam bahasa Inggris.
[caption id="" align="alignleft" width="274"] Buku Huainan Zi edisi tahun 1804. Sumber: commons.wikimedia.org[/caption]
Suatu hari, sang anak terjatuh saat mengendarai kuda. Salah satu kakinya patah. Orang-orang mencoba menghiburnya. Namun, sekali lagi bapak tua tersebut tidak mengganggap hal itu sebagai ketidakberuntungan. Setahun kemudian, bangsa Xiongnu mencoba menyerang wilayah perbatasan, seluruh pemuda dan pria yang sehat jasmani diwajibkan bertempur ke medan perang. Sayang sekali, sembilan dari sepuluh orang yang maju berperang semuanya tewas mengenaskan. Beruntung sekali bapak tua dan sang anak yang pincang, mereka tidak diwajibkan bertempur dan tidak mati sia-sia.
Tradisional: 夫禍福之轉而相生,其變難見也。近塞上之人有善術者,馬無故亡而入胡,人皆弔之。其父曰:「此何遽不為福乎!」居數月,其馬將胡駿馬而歸,人皆賀之。其父曰:「此何遽不能為禍乎!」家富良馬,其子好騎,墮而折其髀,人皆弔之。其父曰:「此何遽不為福乎!」居一年,胡人大入塞,丁壯者引弦而戰,近塞之人,死者十九,此獨以跛之故,父子相保。故福之為禍,禍之為福,化不可極,深不可測也。
Sederhana: 夫祸福之转而相生,其变难见也。近塞上之人有善术者,马无故亡而入胡,人皆吊之。其父曰:「此何遽不为福乎!」居数月,其马将胡骏马而归,人皆贺之。其父曰:「此何遽不能为祸乎!」家富良马,其子好骑,堕而折其髀,人皆吊之。其父曰:「此何遽不为福乎!」居一年,胡人大入塞,丁壮者引弦而战,近塞之人,死者十九,此独以跛之故,父子相保。故福之为祸,祸之为福,化不可极,深不可测也。Diambil dari buku Filsuf Hainan (淮南子 | Huáinán Zǐ) bab 18 dengan judul Petunjuk Keduniawian (人間訓 / 人间训 | Rénjiān Xùn) karya Liú Ān (劉安 / 刘安)
[caption id="" align="alignleft" width="274"] Buku Huainan Zi edisi tahun 1804. Sumber: commons.wikimedia.org[/caption]
Peribahasa ini dikaitkan dengan cerita hilangnya kuda milik seorang bapak tua. Bapak tua ini kebetulan berasal dari perbatasan dengan wilayah kekuasaan bangsa Xiongnu (匈奴 | Xiōngnú). Saat kudanya hilang semua orang mencoba menghiburnya, namun bapak tua ini berkata, "Mengapa saya harus menyimpulkan hal ini adalah ketidakberuntungan?" Kelak kudanya tersebut kembali dengan seekor kuda yang lain.
Suatu hari, sang anak terjatuh saat mengendarai kuda. Salah satu kakinya patah. Orang-orang mencoba menghiburnya. Namun, sekali lagi bapak tua tersebut tidak mengganggap hal itu sebagai ketidakberuntungan. Setahun kemudian, bangsa Xiongnu mencoba menyerang wilayah perbatasan, seluruh pemuda dan pria yang sehat jasmani diwajibkan bertempur ke medan perang. Sayang sekali, sembilan dari sepuluh orang yang maju berperang semuanya tewas mengenaskan. Beruntung sekali bapak tua dan sang anak yang pincang, mereka tidak diwajibkan bertempur dan tidak mati sia-sia.
Penjabaran karakter
- 塞 dibaca sài berarti wilayah perbatasan
- 翁 dibaca wēng berarti orang tua
- 失 dibaca shī berarti hilang
- 馬 | 马 dibaca mǎ berarti kuda
Komentar
Posting Komentar