Bahaso.com: Duolingo-nya Indonesia, Aplikasi Belajar Bahasa Karya Anak Negeri
Hari ini saat berselancar maya, saya menemukan situs belajar bahasa Inggris bernama Bahaso. Tampilan laman depan situs tersebut, mirip dengan tampilan Duolingo saat awal dibuat. Konsep pembelajaran juga ada beberapa kemiripan, namun ada juga ciri khas masing-masing situs.
[caption id="attachment_724" align="alignright" width="300"] Laman awal Bahaso.com[/caption]
Duolingo berbasis sukarelawan dengan beberapa pegawai yang dibayar. Semua pelajaran dan juga materi dikerjakan secara urun daya oleh pengguna Duolingo secara sukarela. Hal ini menjadikan perbedaan yang mendasar antarkursus bahasa. Bahan belajar bahasa Italia berbeda dengan bahan belajar bahasa Perancis, begitu pula dengan bahan belajar bahasa lainnya. Bahaso sebaliknya mempunyai pegawai berbayar sehingga konsep dan materi yang disajikan disusun dengan cukup taktis. Konsep tingkatan dibuat berdasarkan CEFR (Common European Framework of Reference for Languages | Kerangka Tingkat Penguasaan Bahasa Standar Eropa). Kerangka ini menekankan bahan yang harus dikuasai pembelajar sehingga pembelajar dapat dikategorikan secara mudah berdasarkan bahan yang sudah dipelajari.
CEFR terdiri atas 6 tingkat dari A1, A2, B1, B2, C1, C2. A merupakan tingkat dasar; B merupakan tingkat menengah; dan C merupakan tingkat mahir. Pembelajar yang sudah mencapai tingkat C2 dianggap mampu berkomunikasi tentang berbagai macam topik layaknya penutur jati.
[caption id="attachment_725" align="alignleft" width="300"] Tampilan baru laman depan Duolingo[/caption]
Hal yang menarik perhatian tentunya tampilan isi dari situs tersebut. Banyak bahasa gado-gado yang dipergunakan entah itu about dan career yang ditulis dengan bahasa Indonesia sedangkan bagian lain (terms, privacy, help) yang ditulis dengan bahasa Inggris. Alangkah baiknya jika pemilik Bahaso.com mempergunakan bahasa Indonesia. Mengapa? Karena nampaknya Bahaso.com fokus pada pembelajaran bahasa asing oleh orang Indonesia, sehingga bagian kebijakan, bantuan dan lainnya dibahasa-Indonesiakan. Tentu pengguna perdana yang ingin membaca halaman tersebut akan kesulitan karena mereka baru saja akan belajar bahasa Inggris. Hal ini sudah pasti juga berlaku untuk halaman pendaftaran, ada Nama Depan, Nama Belakang, Username (Nama Pengguna), Password (Kata Sandi), cukup kecewa saat membacanya, jadi agak kentang antara bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Bukankah situs belajar bahasa juga harus awas dan tegas dalam berbahasa?
Pertanyaan penting selanjutnya yaitu akankah Bahaso membuat bahan pelajaran bahasa yang fokus ke orang Indonesia atau malah ingin berusaha menjangkau dunia internasional? Selain itu, semoga Bahaso juga kelak bisa membuat materi belajar bahasa daerah untuk orang Indonesia, semoga bisa terwujud!
Komentar
Posting Komentar